Sabtu, 30 Maret 2013

TN Lobi 9 Negara untuk Lawan Uji Coba Timnas

Calon lawan-lawan Timnas bukan tim yang bisa dipandang sebelah mata.


Jadwal padat dibuat oleh Badan Tim Nasional (BTN) dalam program jangka panjang tim nasional Indonesia. Tim-tim papan atas dunia rencananya akan didatangkan ke Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) dalam usaha menuju ke Piala Asia 2015.

Timnas akan menjalani tiga laga kualifikasi Piala Asia sepanjang 2013. Melawan China pada 15 Oktober dan 15 November, dan menantang Irak, 4 hari kemudian. Sebelum kemudian menjalani laga terakhir Grup C melawan Arab Saudi pada 5 Maret 2014.

Dalam persiapan tim jelang laga-laga penting tersebut, BTN rencananya akan mendatangkan beberapa tim nasional untuk uji coba timnas.

Benin akan diusahakan hadir sebagai laga ujicoba pertama pada 27 April (sebelumnya ditulis Maret). Disusul Korea Selatan, Belanda, Paraguay, Chile, Ekuador dan Australia atau Jepang, untuk persiapan jelang melawan China.

Setelah itu, Meksiko akan datang 2 pekan sebelum bertandang ke Arab Saudi, Maret 2014 mendatang.

"Semua tim sudah kami komunikasikan. Namun, sampai sekarang belum ada yang resmi karena masalah-masalah kecil, tapi kemungkinan datangnya cukup besar," ujar Direktur Pemasaran dan Hubungan Luar Negeri PSSI, Rudolf Yesayas, dalam jumpa pers, Kamis 28 Maret 2013.

"Sedangkan beberapa tim terus kami usahakan sampai sekarang, makanya ada pertandingan yang berstatus 'plan'. Kalau ternyata ada masalah, bisa kita cut dari sekarang untuk cari pengganti," lanjutnya.

Calon lawan-lawan Timnas bukan tim yang bisa dipandang sebelah mata. Benin adalah salah satu negara yang masih berpeluang lolos ke Piala Dunia 2014 (memuncaki Grup H zona Afrika) dan berperingkat 86 dunia. 

Indonesia saat ini sedang terpuruk di posisi buncit Grup C setelah menelan dua kekalahan pada dua laga perdana, melawan Irak (0-1) dan Arab Saudi (1-2). Kemenangan dalam empat laga terakhir sangat dibutuhkan agar merebut tiket ke Australia.

Rencana Pertandingan Timnas Indonesia (Tanggal / Status):
Benin (27 April 2013/In Progress)
Korea Selatan (Mei pekan kedua 2013/ Plan)
Belanda (7 juni 2013/In Progress)
Paraguay (11 juni 2013/In Progress)
Cile (14 Agustus 2013/In Progress)
Ekuador (8 Oktober 2013/Plan)
Cina (15 Oktober 2013/Official Match PPA 2015)
Australia atau Jepang (Oktober pekan ke-4 2013/Plan)
Cina (15 November 2013/Official Match PPA 2015)
Irak (19 November 2013/Official Match PPA 2015)
Meksiko (Februari pekan ke-2 2014/Plan)
Arab Saudi (5 Maret 2014/Official Match PPA 2015) (one)

7 Momen Rasial di Sepakbola Eropa

21
The Lions Make History
Pelaku: Suporter klub Millwall
Korban: Djimi Traore, Liverpool


Tindak pelecehan yang dilakukan kelompok suporter Millwall ini sekaligus mencatat sejarah baru bagi persepakbolaan Inggris. Pasalnya, akibat kejadian ini, Millwall menjadi klub pertama yang secara resmi didenda oleh FA, karena tindakan rasis para suporternya.

Insiden tersebut dilakukan para pendukung The Lions kepada pemain Liverpool, Djimi Traore. Hmm, dalam hal
Mic'd Up
Pelaku: Ron Atkinson
Korban: Marcel Desailly, Chelsea


Kasus yang cukup unik ini dilakukan oleh salah seorang komentator sepakbola ITV, Ron Atkinson. Sebelum melontarkan ucapkan bersifat rasial, ia lupa mematikan mikrofon yang digunakannya. Tak pelak, sejumlah kata-kata yang ditujukannya kepada Marcel Desailly pun turut dikonsumsi secara massal. Insiden berlangsung, pada laga Liga Champions antara AS Monaco kontra Chelsea.

Dalam kata-katanya, Atkinson menyebut Desailly sebagai 'seorang berkulit hitam yang sangat malas di sekolah'. Usai kejadian, Atkinson pun mendapat kecaman dari berbagai pihak. Meski menunjukkan penyesalan, namun ia tetap membantah dengan berkomentar, "saya seorang idiot, tetapi bukan seorang yang rasis." Tak lama berselang, ia mengundurkan diri sebagai komentator.
The Benchmark
Pelaku: Steve Harkness
Korban: Stan Collymore, Aston Villa


Lagi-lagi Inggris menjadi arena pelecehan rasisme, di mana laga Premier League antara Aston Villa dan Liverpool tengah berlangsung di Villa Park, (28/2/98).

Yang patut disayangkan adalah ketika Steve Harkness melayangkan ejekan kepada Stan Collymore di sepanjang laga, tiap kali keduanya terlibat duel. Usai pertandingan, Collymore mengaku sangat jijik dengan perilaku Harkness di sepanjang 90 menit, sementara sang lawan membantah tuduhan tersebut.
Mending Fences
Pelaku: Stuart Pearce
Korban: Paul Ince, Manchester United


Eks bek kiri Nottingham Forest yang saat ini menjabat di staf kepelatihan tim junior Inggris, Stuart Pearce menjadi 'terdakwa' dalam kasus pelecehan rasial kepada mantan rekan setimnya di skuad The Three Lions, Paul Ince. Insiden berlangsung pada laga Premiership di Old Trafford, (17/12/94).

Namun berbeda dengan kejadian lainnya, Pearce menunjukkan penyesalan mendalam atas insiden tersebut. Usai kejadian, keduanya berteman baik di luar lapangan. Keduanya juga bersaing dalam turnamen golf, yang ditujukan untuk kegiatan donasi. Dan tak semua kejadian buruk harus berakhir lebih buruk.
.
Kick It Out
Pelaku: Suporter klub Everton
Korban: John Barnes, Liverpool


Kita kerap menyaksikan tindakan rasial yang menyebalkan di lapangan hijau. Dan suporter Inggris tak perlu diragukan lagi kualitasnya. Kendati tak seheboh duel El Clasico, namun Derby Merseyside pada tahun 1987 disinyalir sebagai ajang pelecehan yang ditujukan pada perbedaan ras manusia.

Benar saja, pada pertandingan yang berlangsung di Anfield Stadium, John Barnes menjadi sasaran pelemparan pisang oleh para suporter The Toffees. Tak hanya itu, mereka juga meneriakkan yel-yel 'Everton are white' sepanjang laga. Tak kalah kreatif, Barnes menendang pisang ke luar lapangan dengan menggunakan tumitnya. Hmm, mengutip pesan yang kerap diucapkan Barnes, Stay classy!
Last Danc
Last Dance
Pelaku: Pengunjung Klub Malam di Dortmund
Korban: Julio Cesar, Borussia Dortmund


Penting untuk diingat bagi masyarakat Eropa, bahwa ketika kejadian rasisme terjadi di lapangan, maka bisa dipastikan kejadian serupa juga akan terjadi di lingkungan sekitar. Hal itulah yang menimpa salah seorang pemain Borussia Dortmund, Julio Cesar.

Terjadi pada kisaran tahun 1994, ketika Cesar memutuskan untuk menghabiskan malamnya di sebuah klub malam. Ironisnya, Cesar dilarang masuk ke klub di Dortmund tersebut, dengan alasan perbedaan warna kulit.
Football Language?
Pelaku: Fritz Korbach
Korban: Bryan Roy dan Romario, PSV Eindhoven


Mantan pelatih timnas Belanda, Fritz Korbach menerima banyak kecaman pada kisaran tahun 1991, setelah menyebut dua orang pemain dengan panggilan rasial. Bryan Roy ia sebut 'nigger', sementara Romario dipanggilnya 'coffee bean from PSV'.

Korbach sempat membantah tuduhan, dengan menganggap sebutan itu hanyalah semacam bahasa dalam kamus sepakbola. Namun akhirnya ia tetap dihukum satu kali larangan mendampingi timnya, oleh federasi sepakbola Belanda.